ORANG SUKSES berfikir dulu baru bertindak, ORANG GAGAL bertindak dulu baru berfikir.
ORANG SUKSES berkata saya bisa, ORANG GAGAL berkata saya tidak bisa.
ORANG SUKSES tidak pernah mengeluh, ORANG GAGAL menganggap orang lain sebagai penyebab kegagalannya.
ORANG SUKSES berkata apa yang dapat saya berikan kepada mereka, ORANG GAGAL berkata apa yang mereka berika untuk saya.
ORANG SUKSES tahu diri dan tidak selalu sama dengan orang lain, ORANG GAGAL selalu membandingkan diri dengan orang lain.
ORANG SUKSES menghadapi masalah sebagai tantangan, ORANG GAGAL menghadapi masalah sebagai beban.
ORANG SUKSES berpandangan luas, ORANG GAGAL berpandangan sempit.
ORANG SUKSES bersikap positif, ORANG GAGAL bersikap negative.
ORANG SUKSES menyeleseikan masalah, ORANG GAGAL membuat masalah.
ORANG SUKSES hidup mandiri, ORANG GAGAL bergantung pada orang lain.
ORANG SUKSES berfikir “bagaimana besok”, ORANG GAGAL berfikir
“besok bagaimana”.
ORANG SUKSES punya kebiasaan “memulai dulu baru disempurnakan, ORANG GAGAL punya kebiasaan “menunggu sempurna baru memulai”,
ORANG SUKSES memulai tanpa menunggu “bisa dulu baru memulai”, ORANG GAGAL “menunggu bisa baru memulai”.
ORANG SUKSES mampu menciptakan jabatan, ORANG GAGAL takut kehilangan jabatan.
Pengendalian Diri
Mereka yang kerap kali mengalami kegagalan bisa dipastikan memiliki kebiasan buruk saat bereaksi terhadap tekanan. Sering terlihat bermuka masam dan marah-marah. Sedangkan orang-orang yang sering meraih sukses akan tetap tegar saat menghadapi tekanan, selalu bersikap tenang karena kepercayaan dirinya yang tinggi. Dan dipastikan bisa menjadi tempat bergantung saat situasi krisis makin memuncak.
Lapang Hati
Para pecundang sering kali lebih memilih sikap membela diri terhadap kegagalan dan kritik. Cenderung menyangkal, menutupi, bahkan melemparkan kesalahan kepada orang lain. Sedangkan para bintang kinerja lebih memilih bersikap bertanggung-jawab dan mengakui kesalahan serta kegagalan mereka sendiri. Lalu mereka mengambil tindakan yang lebih bijaksana untuk memperbaiki kesalahan dan terus maju tanpa dibebani kegagalan yang sudah dilalui.
Dapat Dipercaya
Orang-orang gagal biasanya terlihat begitu ambisius, bersikap berlebihan untuk maju hingga cenderung mengorbankan orang lain. Lain halnya dengan orang-orang sukses. Mereka memiliki integritas tinggi, sangat peduli terhadap orang-orang yang menjadi tanggung-jawabnya, terhadap sesamanya, terlebih terhadap tugas-tugasnya. Mereka selalu berusaha mengedepankan kepentingan tersebut dari pada keinginan untuk menonjolkan diri. Bagi mereka, sukses hanyalah efek sampingan. Bukan sebagai tujuan.
Kepedulian Pada Orang Lain
Para pecundang tidak mempunyai empati dan kepekaan, karena itu sering tampak kasar, angkuh, dan bila perlu akan menekan orang-orang yang ada dibawahnya. Seandainya pada suatu waktu mereka tampak bersikap manis, itu tidak lebih hanya kepura-puraan belaka yang tentu saja dengan tujuan tertentu dibalik sikap manisnya itu. Sebaliknya orang-orang sukses lebih memiliki sifat empatik, lebih peka, dan lebih tulus dalam berhubungan dengan siapapun. Baik kepada orang-orang yang berada dalam kepentingannya ataupun yang bukan.
Membangun Hubungan dan Mengatasi Perbedaan
Ketidak-pekaan dan sikap manipulatif pada kelompok pecundang sudah mengisyaratkan bahwa mereka telah gagal membangun jaringan kerja sama yang kuat dan hubungan yang saling menguntungkan. Sebaliknya para bintang kinerja lebih bisa menghayati perbedaan sehingga mampu untuk bekerja-sama dengan siapapun.
No comments:
Post a Comment