Dear my blog, its so long time i didnt meet you
Tiba2 aku ingin cerita sesuatu yang sebenarnya sudah lama aku alami dan ini kisah yang bagus.
Suatu sore yang mendung, aku sedang perjalanan pulang ke kos dari suatu hal yang aku urus. Ceritanya dimulai saat aku sudah hampir sampai di kos. Kebetulan itu aku pakai motor. ngeeeeng... ,,,
Sesaat, aku merasa ada yang tidak beres tapi langsung menduga kalau ban motorku bocor. Aku lihat ternyata dugaanku benar dimana ban depan motor beneran bocor. Sambil tetap jalan secara pelan-pelan aku masih menaiki motor mencari tempat tambal ban. Dalam hati, aku berpikir untuk mengganti ban bocorku saja daripada menambalnya mengingat kondisi ban yang sudah tidak layak lagi..
Keputusanku sudah bulat untuk mengganti ban tersebut. Kemudian aku arahkan tujuanku ke ATM, ambil uang untuk mengganti ban. Ganti ban pasti butuh uang yang lumayan, pikirku. Sesampainya di paarkiran ATM, aku lepas helm dan langsung masuk ke ATM. Tidak perlu lihat kaca spion benerin rambut sama make up dulu (hahaha,, emangnya cewek) :p. di depan mesin ATM aku membuka dompet, tapi sial kartu ATM aku ga ada di dompet. Sempat bingung waktu itu, kemudian aku ingat2 dimana kartu ATM aku tinggalkan. Dan akhirnya aku ingat kartu ATM masih berada di kantong baju tapi bajunya lagi gak aku pakai dan posisinya ada di kos.
Kemudian karena jarak tambal ban lebih dekat daripada kos, aku memilih untuk langsung ke tempat tambal ban walaupun aku cuma membawa uang 20000 rupiah. Aku memilih langsung ke tambal ban dengan pertimbangan hari sudah sore takut tukang tambal ban sudah tutup. Masalah uang kurang, pikirku bisa nanti nelpon pacar atau temen. jadi agak nyantai. Sesampainya di tempat tambal ban terjadi dialog antara aku dan si tukang. Inti dari dialog itu adalah tanya harga ban, dan semua tentang tambal ban. Sesudah tahu kalau harga ganti ban 70000, aku langsung meng-iya-kan si tukang untuk mengganti ban. Tahu aku gak bawa cukup uang akhirnya aku nelpon pacar berkali-kali tapi gak diangkat. Nelpon temen kos juga gak diangkat. Dari sejak itu aku mulai resah dan gelisah "Ini nanti bayarnya gimana ??". Kemudian dengan masih mencoba nelpon seseorang yang mungkin aja mau bantu, akhirnya terhubung sama temen kos. Langsung aku minta dijemput olehnya. Aku sebutin posisi dimana dan berharap temen kos datang dengan cepat. Setelah aku menelepon, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya... Byuuurrrr,,, dan saat itu dapat SMS kalau temenku gak bisa jemput karena hujan. Akupun semakin resah,,,,
Akhirnya si tukang menyelesaikan tugas mengganti ban-ku. kemudian dengan malu-malu, aku bilang sejujurnya kalau saat itu aku gak bawa uang. Aku minta ijin untuk mengambil uang dulu di kos. Waktu itu hujan sudah agak reda. Si tukang pun dengan ramah memperbolehkan. Waktu aku pergi, tas dan helm aku tinggal di tempat tambal. Sesampai di kos, tersadar kalau kunci kos berada di dalam tas.
Pastinya aku gak bisa masuk ke dalam kos untuk mengambil sesuatu yang aku sangat butuhkan. Untung di kos masih ada temen yang kemudian dengan malu-malu lagi karena kepepet aku minta pinjamin uang dulu ke dia dan nanti aku kembalikan secepatnya. Meskipun temanku memberikan uang pinjaman tersebut aku masih berpikir mengapa peristiwa ini yang telah aku alami seperti suatu kesialan yang beruntun dan aku yang mengalaminya. Sejenak aku berpikir, apakah ada yang salah pada diriku atau apakah aku telah melakukan kesalahan.
Cepat-cepat aku kembali menuju tukang ojek di sana membayar jasanya dan mengambil tas serta helmku. Alasan aku meninggalkan helm dan tas adalah buat jaminan nanntinya agar aku kembali lagi untuk membayar , yang padahal tidak diminta oleh si tukang tambal ban.
Namun hikmah yang dapat saya ambil dari peristiwa ini adalah bahwa suatu saat seseorang mendapat peristiwa yang membuatnya merasa sial belum tentu itu suatu hal yang buruk, karena tersembunyi sesuatu yang sangat indah bila dilihat dari sisi atau perspektif yang lain. Bagi saya misalnya, peristiwa ini jika dilihat untuk masa yang akan datang, saya malah bersyukur mendapat kejadian ini. Entah mengapa kebetulan besok hari saya harus pergi ke luar kota dan akan menggunakan sepeda motor untuk menuju kesana. Bayangkan apabila ban motor belum diganti,? mungkin saja ban saya bocor di tengah jalan. Bagus bila bocor di daerah yang ramai dan banyak jasa penambal ban. Hal lain pasti akan menjadi sangat sulit jika terjadi di daerah sepi dekat hutan misalnya yang gak ada tukang tambal ban dan aku sendirian?
Sungguh membuat saya mengerti hikmah dari suatu kejadian ini. Kemudian apabila saya tidak menambal ban saat itu, pasti saya masih merasa tenang dan tidak terburu-buru untuk mencari ATM dan mengambil uang. ALhasil kartu ATM masih tertinggal di kantong baju dan bisa saja tidak terbawa saat saya pergi.
Jadi intinya, saat kita mendapatkan suatu musibah, kita hanya perlu menghadapinya dan berpikiran positif akan kejadian yang akan datang setelah kita melalui musibah tersebut.
»» Baca selengkapnya...
Tiba2 aku ingin cerita sesuatu yang sebenarnya sudah lama aku alami dan ini kisah yang bagus.
Suatu sore yang mendung, aku sedang perjalanan pulang ke kos dari suatu hal yang aku urus. Ceritanya dimulai saat aku sudah hampir sampai di kos. Kebetulan itu aku pakai motor. ngeeeeng... ,,,
Sesaat, aku merasa ada yang tidak beres tapi langsung menduga kalau ban motorku bocor. Aku lihat ternyata dugaanku benar dimana ban depan motor beneran bocor. Sambil tetap jalan secara pelan-pelan aku masih menaiki motor mencari tempat tambal ban. Dalam hati, aku berpikir untuk mengganti ban bocorku saja daripada menambalnya mengingat kondisi ban yang sudah tidak layak lagi..
Keputusanku sudah bulat untuk mengganti ban tersebut. Kemudian aku arahkan tujuanku ke ATM, ambil uang untuk mengganti ban. Ganti ban pasti butuh uang yang lumayan, pikirku. Sesampainya di paarkiran ATM, aku lepas helm dan langsung masuk ke ATM. Tidak perlu lihat kaca spion benerin rambut sama make up dulu (hahaha,, emangnya cewek) :p. di depan mesin ATM aku membuka dompet, tapi sial kartu ATM aku ga ada di dompet. Sempat bingung waktu itu, kemudian aku ingat2 dimana kartu ATM aku tinggalkan. Dan akhirnya aku ingat kartu ATM masih berada di kantong baju tapi bajunya lagi gak aku pakai dan posisinya ada di kos.
Kemudian karena jarak tambal ban lebih dekat daripada kos, aku memilih untuk langsung ke tempat tambal ban walaupun aku cuma membawa uang 20000 rupiah. Aku memilih langsung ke tambal ban dengan pertimbangan hari sudah sore takut tukang tambal ban sudah tutup. Masalah uang kurang, pikirku bisa nanti nelpon pacar atau temen. jadi agak nyantai. Sesampainya di tempat tambal ban terjadi dialog antara aku dan si tukang. Inti dari dialog itu adalah tanya harga ban, dan semua tentang tambal ban. Sesudah tahu kalau harga ganti ban 70000, aku langsung meng-iya-kan si tukang untuk mengganti ban. Tahu aku gak bawa cukup uang akhirnya aku nelpon pacar berkali-kali tapi gak diangkat. Nelpon temen kos juga gak diangkat. Dari sejak itu aku mulai resah dan gelisah "Ini nanti bayarnya gimana ??". Kemudian dengan masih mencoba nelpon seseorang yang mungkin aja mau bantu, akhirnya terhubung sama temen kos. Langsung aku minta dijemput olehnya. Aku sebutin posisi dimana dan berharap temen kos datang dengan cepat. Setelah aku menelepon, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya... Byuuurrrr,,, dan saat itu dapat SMS kalau temenku gak bisa jemput karena hujan. Akupun semakin resah,,,,
Akhirnya si tukang menyelesaikan tugas mengganti ban-ku. kemudian dengan malu-malu, aku bilang sejujurnya kalau saat itu aku gak bawa uang. Aku minta ijin untuk mengambil uang dulu di kos. Waktu itu hujan sudah agak reda. Si tukang pun dengan ramah memperbolehkan. Waktu aku pergi, tas dan helm aku tinggal di tempat tambal. Sesampai di kos, tersadar kalau kunci kos berada di dalam tas.
Pastinya aku gak bisa masuk ke dalam kos untuk mengambil sesuatu yang aku sangat butuhkan. Untung di kos masih ada temen yang kemudian dengan malu-malu lagi karena kepepet aku minta pinjamin uang dulu ke dia dan nanti aku kembalikan secepatnya. Meskipun temanku memberikan uang pinjaman tersebut aku masih berpikir mengapa peristiwa ini yang telah aku alami seperti suatu kesialan yang beruntun dan aku yang mengalaminya. Sejenak aku berpikir, apakah ada yang salah pada diriku atau apakah aku telah melakukan kesalahan.
Cepat-cepat aku kembali menuju tukang ojek di sana membayar jasanya dan mengambil tas serta helmku. Alasan aku meninggalkan helm dan tas adalah buat jaminan nanntinya agar aku kembali lagi untuk membayar , yang padahal tidak diminta oleh si tukang tambal ban.
Namun hikmah yang dapat saya ambil dari peristiwa ini adalah bahwa suatu saat seseorang mendapat peristiwa yang membuatnya merasa sial belum tentu itu suatu hal yang buruk, karena tersembunyi sesuatu yang sangat indah bila dilihat dari sisi atau perspektif yang lain. Bagi saya misalnya, peristiwa ini jika dilihat untuk masa yang akan datang, saya malah bersyukur mendapat kejadian ini. Entah mengapa kebetulan besok hari saya harus pergi ke luar kota dan akan menggunakan sepeda motor untuk menuju kesana. Bayangkan apabila ban motor belum diganti,? mungkin saja ban saya bocor di tengah jalan. Bagus bila bocor di daerah yang ramai dan banyak jasa penambal ban. Hal lain pasti akan menjadi sangat sulit jika terjadi di daerah sepi dekat hutan misalnya yang gak ada tukang tambal ban dan aku sendirian?
Sungguh membuat saya mengerti hikmah dari suatu kejadian ini. Kemudian apabila saya tidak menambal ban saat itu, pasti saya masih merasa tenang dan tidak terburu-buru untuk mencari ATM dan mengambil uang. ALhasil kartu ATM masih tertinggal di kantong baju dan bisa saja tidak terbawa saat saya pergi.
Jadi intinya, saat kita mendapatkan suatu musibah, kita hanya perlu menghadapinya dan berpikiran positif akan kejadian yang akan datang setelah kita melalui musibah tersebut.